Nyepi Asik di Gunung Pancur


Kali ini saya menulis lagi! Haha preface-nya agak curhat gapapa dong ya. Di session ini, aku diamanahi untuk bikin photo journal berhubung aku suka wandering ngga jelas dan, oh ya! Jadi sebelomnya nih judul tugasnya (berdasarkan percakapan y!m aku dan si penggerak zine ini) malah agak lebih berat, which is me-review tempat asoy nan artistik di Balikpapan! Tapi karena liburan kemarin aku sedang menikmati rumah banget—yang mengakibatkan ngga beredar ke tempat-tempat yang sedang hype di Balikpapan layaknya AGB lain, em haha ngga juga ding, aku jalan-jalan kok, sesekali! Tapi dari tempat-tempat yang aku jajal itu, ngga ada tempat semenarik yang diharapkan sih, aku rasa. Long story short, diputuskanlah sebaiknya bikin photo journal bercerita sesukaku! Karena format ini dirasa sangat gue banget, potret dan tulisan, dengan deadline yang juga semau gue (huhu baik sekali ya tukang tagih ceritanya :P) baiklah aku mengiyakan. Ini bukan kisah tentang ngopi cantik di coffee shop yang baru buka, ini kisah dari sun catcher yang berkelana saat Minggu sore di bulan Agustus tanggal 5.


Sepintas, tampak ngga ada yang menarik dari rumah bergaya Belanda ini. Ah tipikal. Dalam sekali lihat juga ketebak kan, kalau ini adalah rumah di kompleks perumahan Pertamina. Yak, tepatnya berlokasi di Gunung Pancur. Sesungguhnya ngga dihapalin ini rumah nomer berapa. Dan karena aku bukan penghapal arah—ini menurut naluri dan ingatan haha, patokan buat ke sini adalah Gedung TVRI, parkir kendaraan di sana lalu jalan kaki sedikit ke atas dan lihat rumah di kanan jalan, ikuti terus jalan ke halaman belakangnya. Nah, terus yang membedakannya dengan rumah Pertamina lainnya apa dong? Gunung Pancur kan katanya banyak…. Hiii udah ah gamau baca, parno duluan! Duileh, lihat dulu dong yang di bawah ini..


Heuh, kebanyakan dengerin urban legend sih. Buka mata dong! Jadi aku mau lebay ya, halaman belakang rumah ini, menyimpan a little piece of heaven. Sanctuary. Ayunan dan bukit rumput hijau, ditambah dengan masih banyaknya pohon yang menyerupai hutan kecil. Direkomendasikan buat kamu yang ingin nyepi atau sekedar duduk menikmati Balikpapan dari atas. Bahkan, pemilik rumah ngga akan melarang kok, kalau kamu main ayunan. Mereka membuka pintu rumahnya lebar. Ditambah lagi, menurut sumber kredibel (haha berlebihan deh kamu Dhin!), nenek di rumah itu pernah menawari minum teh. Ramah dan welcome sekali ya.

..take a deep breath and give it a good swing



17.21


Sebenernya kawasan belakang rumah macem gini amat rawan buat jadi tempat pacaran dan foto ria jenaka, seperti yang terjadi di pekarangan tetangga hihi, tapi udah 2 kali aku ke sini dan sepertinya aman dan sepi-sepi aja. Aha ngomongin tempat pacaran, kayaknya boleh juga bikin picnic dating di sini. Gelar karpet, bawa keranjang berisi makanan selemari, voila! Saran aja sih hihi.

Waktu kemarin ke mari malah ada mas-mas sedang mojok sendirian sambil mendengarkan Separuh Aku-nya Noah dengan volume untuk dinikmati sendiri, haha serius nih ga boongan, ya, seperti tampak pada foto. Beruntung sekali aku ke sananya bersama 2 orang teman dan niat kami adalah pure untuk menangkap matahari sembari menunggu waktu berbuka puasa sehingga tidak mati gaya. Haha maafkan kalimat yang kurang informatif barusan. Oya seperti yang sudah ditulis di atas, kamu bisa melihat pemandangan Balikpapan dari atas sini. Duduklah di pinggir bukit, jika mau melihat dengan jelas. Overviewing jalanan beralur hutan kota dengan kapal-kapal yang mau berlabuh di sore hari itu eyegasm. Apalagi langit menjelang petang yang biru menuju pale pink, bikin pengin tobat deh haha. Aku suka mikir akan kebesaran Tuhan saat keindahan yang Dia ciptakan ditunjukkan ke kita, ya contohnya langit menuju petang itu, indahnya ga ada dua.. Haha ini another curhat part deh!






 Dan acara menangkap matahari ini pun berakhir ketika matahari sudah beralih mendekati peraduannya. Jadi begitu deh review sok asyik tentang pekarangan rumah asyik di Gunung Pancur. Karena ngga selamanya daerah itu identik dengan yang seram-seram hihi. Sampai jumpa lagi dalam jalan-jalan berikutnya!

--------------------------


Rachmadina Widyapianissa. Pembosan yang membosankan. Ngakunya gadis, tapi berkumis tipis. Sedang menempuh pendidikan desain di kota b-seberang tapi tetap cinta balikpapan. Foto-foto ini dijepret dengan kamera C510 dan Smena-nya. @remedene

0 komentar:

Posting Komentar

About Lorem

Diberdayakan oleh Blogger.

Flickr Gallery